Terminal Lemabang, Palembang, Sumatera Selatan

Terminal Lemabang, Palembang, Sumatera Selatan

Terminal Lemabang, Palembang, Sumatera Selatan

Terminal Lemabang, Palembang, Sumatera Selatan

Terminal Lemabang, Palembang, Sumatera Selatan

Selasa, 25 November 2014

Daya Beli Masyarakat Turun


Daya Beli Masyarakat Turun
Kadisperindag Sumsel, Permana, bersama staf menggelar sidak di gudang beras PT Buyung Poetra Sembada, Desa Begayut, Ogan ilir, untuk memastikan stok beras aman dalam beberapa bulan ke depan

__________________________________________



Pascakenaikan bahan bakar minyak (BBM), ternyata memberikan banyak pengaruh bagi daya beli masyarakat Sumsel. Pasalnya, kenaikan harga BBM kerap membuat harga sembako dan kebuthan lainnya mengalami kenaikan.

Kondisi ini diakui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumsel, Permana, disela survei kebutuhan pokok dan barang strategis di Sumsel, kemarin. (24/11). Ia menyebut, terjadinya kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok terkadang tidak sejalan dengan pendapatan masyarakat. Akhirnya, daya beli masyarakat menurun.

Terkaiit inpeksi mendadak (sidak) yang digelar pihaknya, ada sejumlah kebutuhan yang harus menjadi perhatian, seperti beras. Nah, terkait hal itu, Disperindag juga melakukan sidak di sejumlah gudang beras yang ada di Desa Pegayut (Ogan Ilir) untuk memastikan persediaan beras selama tiga bulan ke depan aman.

"Kegiatan ini merupakan langkah mengetahui persediaan beras yang ada di Sumsel, khususnya Kota Palembang. Menjaga stok barang tetap tersedia untuk menekan harga naik. Kalau barang tidak ada, harga naik. Salah satunya melakukan sidak ini. Apalagi stok barang banyak, tapi naik, itu yang perlu dikaji," ungkapnya.

Permana menambahkan, persediaan beras yang ada di gudang PT Buyung Poetra Sembada masih dalam kondisi aman karena mempunyai stok beras hingga 20 ribu ton dan merupakan salah satu gudang terbesar yang ada di Sumsel.

"Stok mereka aman sampai Februari 2015. Kalau kenaikan harga di atas 20 persen, kami akan mengeluarkan beras dari Bulog. Patokan di atas 15-20 persen. Kalau kenaikan harga beras sudahh di atas 20 persen, kami akan melakukan operasi pasar. Dampak kenaikan BBM, beras sudah mengalami kenaikan 0,05 persen atau Rp 50 per kg untuk beras bermerek atau Rp 500 untuk beras lokal. Tapi, ini baru pengakuan dari pabrik," ungkap Permana.

Informasi yang dihimpun, gudang PT Buyung Poetra Sembada menyebut persediaan beras masih melimpah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di Sumsel. "Gudang ini menjual beras beras dengan harga Rp 8.500, dan membeli dari petani Rp 8 ribu," kata Permana. Sealin melakukan sidak ke beberapa gudang beras, pihaknya akan melakukan sidak terkait persediaan sejumlah barang strategis, seperti semen, gula, dan besi.

Selain itu, ada juga PT Tosin yang memiliki persediaan sampai 3 ribu ton hingga Februari mendatang. Gudang tersebut mendatangkan beras dari beberapa daerah di Sumsel dan luar Sumsel, seperti Jawa dan Belitung. Di gudang tersebut, beras dijual dari Rp 9.200 per kg, sementara mengambil dari petani dengan harga Rp 8.700 per kg. Hasil pantauan DisperindagSumsel di pasar tradisional, yakni di Pasar Cinde Palembang, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan dan penurunan.

Seperti harga beras yang dijual Rp 13.500 per kg, danging dari Rp 90 ribu per kg menjadi Rp 110 ribu per kg. Ada juga cabe merah keritk Rp 80 ribu dari harga sebelumnya Rp 40 – Rp 45 ribu, bawang merah Rp 20 ribu dari Rp 25 ribu, jahe Rp 25 ribu dari Rp 20 ribu, tomat Rp 5 ribu naik menjadi Rp 8 ribu, dan kentang Rp 7 ribu naik menjadi Rp 9 ribu.

”Jika kita lihat harga antara gudang dengan pengecer, tidak jauh berbeda atau dalam kapasitas wajar. Stok yang ada cukup banyak,” ungkapnya. Disperindag berfungsi sebagai pihak yang mengawasi persediaan bahan pokok dan bahan strategis di pasaran. “Saat ini, persediaan di pasaran sangat banyak, sementara daya beli masyarakat menurun, ditambah lagi dengan kenaikan BBM, menyebabkan daya beli menurun,” tuturnya.

Sementara itu setelah dilakukan pantauan ke PT Semen Baturaja (Persero), setiap hari ada sebanyak 2 ribu ton produksi semen. Untuk harga semen saat ini, Rp 67 ribu per sak atau naik Rp 3 ribu dari awalnya Rp 64 ribu per sak. “Kenaikan ini dampak kenaikan BBM yang berpengaruh dalam ongkos angkut. Karenanya, harga dari pabrik naik Rp 3 ribu,” tandasnya. (wia/asa/ce4)

Cerita Sesti dan PHL Pengelola Kompos TPA Sukawinatan


Cerita Sesti dan PHL Pengelola Kompos TPA Sukawinatan
Dua PHL pengelola kompos TPA Sukawinatan Dinas Kebersihan Kota (DKK) Palembang tengah membuat kerajinan dari sampah anorganik

Di tempat pembuangan akhir (TPA), semua jenis sampah ada. Sebagaian masih bisa diolah hingga punya nilai ekonomis lagi. Kreativitas itulah yang dimiliki beberapa pekerja harian lepas (PHL) pengelola kompos TPA Sukawinatan Dinas Kebersihan Kota (DKK) Palembang.

================================

Khoirunnisak – Palembang

================================



Suara mesin jahit manual terdengar dari ruang workshop kompos di TPA Sukawinatan. Dua wanita berjilbab memakai seragam biru muda dan celana panjang hitam sedang serius berkreasi. Keduanya sedang menjahit kain perca untuk membuat aneka kreasi berbahan baku sampah anorganik.

Keduanya, Sesti (24) dan Nurmaidah (19). Status mereka merupakan PHL pada DKK Palembang. Mereka di tempatkan di sana sebagai staf pengelola dan workshop kompos. Sudah banyak karya tangan yang dihasilkan dari sisa sampah, mulai dari tas wanita, map, kembang, kotak pensil, bros, wadah telur, taplak meja hingga lainnya.

Semua hasil handmode dipajang rapi dalam dua lemari kaca di ruangan tersebut. Butuh waktu cukup lama untuk membuat dan map dari sampah plastik kantong minyak goring. “Plastik harus dicuci bersih dahulu, lalu dikeringkan. Setelah itu, baru digunting dan dijahit. Makan waktu sekitar dua minggu. Kalau bahannya ada, hasil produksinya cukup banyak,” kata Sesti.

Soal harga, bervariasi, tergantung kerumitan membuatnya. Seperti tas map, dijual Rp 20 ribu, bros dan gelang Rp 3 ribu. Yang termahal, msalnya tas dari bahan perca dan tambahan plastik cantik yang dibandrol Rp 100 ribu. Karena terkendala pemasaran, berbagai produk kerajinan tangan itu tidak terjual ke masyarakat. Untuk mendapatkan link pemasaran, berbagai hasil olahan sampah itu sering diikutkan dalam pameran di Palembang. Dari semua produk, bros dan gelang tangan yang paling banyak diminati pembeli. Sesekali, ada kunjungan dari siswa sekolah di Palembang yang ingin belajar dan melihat langsung proses daur ulang sampah di Sukawinatan.

Kesempatan itu dimanfaatkan Sesti dan PHL lain untuk mempromosikan dan menawarkan karya-karya yang dihasilkan selama ini. “Hingga saat ini, kendala pemasaran hasil produksi masih terjadi,” bebernya.

Kondisi ini jelas memengaruhi produktivitas merea dalam memaksimalkan daur ulang sampah menjadi berbagai kerajinan yang lebih bermanfaat. Kata alumnus SMKN 7 Palembang itu, tidak semua bahan baku diambil dari sampah bekas. Ada juga bahan yang dibeli, seperti busa tas, lem, benang, dan lainnya.

Pembelian mengunakan uang hasil penjualan dari karya inovasi yang dibuat Sesti dan kawan-kawannya. Karena hasil karya mereka belum terjual, mau tidak mau mengerjakan kerajinan lain, seperti kotak pensil yang menggunakan koran bekas dan lem.

Dengan rajin browsing di internet, para PHL ini mencari inovasi lain yang dapat mereka buat dari bahan sampah. Sesekali ada tambahan ilmu dan keterampilan dari sosialisasi beberapa pihak terkait yang mengajari mereka kerajinan baru. “Kami sharing kerajinan terbaru yang bisa dibuat dengan menggunakan bahan-bahan bekas ini,” ungkap wanita yang sudah dua tahun menjadi PHL itu.

Dengan status PHL, Sesti menerima upah sebesar Rp 35 ribu per hari yang dibayarkan seminggu sekali, setiap hari Jumat. Gaji itu tidak berpengaruh terhadap hasil penjualan kerajinan yang dikerjakan bersama teman-temannya, mulai pukul 09.00 WIB – 16.00 WIB.

Mereka menginginkan agar pengelola TPA Sukawinatan dapat menambah fasilitas listrik dan televisi di ruang kerja demi menghapus rasa jenuh yang kadang mendera di sela-sela waktu kerja. Saat ini, ketika cuaca mendung, ruang kerja di sana gelap sehingga mengganggu kenyamanan dan kelancaran dalam bekerja. “Memang ada satu lampu, tapi hanya bisa menyala saat mesin cacah dihidupkan,” tuturnya.

Sesti dang rekanya berharap kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dapat mencarikan solusi untuk masalah pemasaran hasil karya mereka. Intinya, aneka produk berbahan baku sampah itu bisa terjual dan dimanfaatkan masyarakat. “Kalau soal kreasi dan kualitas, jelas tidak kalah dengan karya daur ulang sampah dari kelompok lain,” tukasnya. (*/ce4)

Minggu, 10 Agustus 2014

Melihat Objek Wisata Monpera Palembang

Minim Kunjungan, Areal Dijadikan Taman Publik



Melihat Objek Wisata Monpera Palembang

Barang Rawan Dicuri, Pasang CCTV
Monumen Perjuangan Rayat (Monpera) menjadi simbol perjuangan para pahlawan asal Palembang dalam mengusir penjajah dari bumi pempek. Monpera terus dipercantik oleh Pemerinta Kota (Pemkot) Palembang.

Areal Monpera yang dulunya ditutup pagar, kini sudah dibuka menjadi ruang publik sehingga warga bebas masuk ke dalam areal Monpera tanpa terkecuali.

Meski masyarakat bebas bersantai di areal Monpera, namun pihak UPTD Pengelolaan Sarana Objek Wisata Kota Palembang tetap memonitoring aktivitas warga di sekitar areal untuk memberikan keamanan dan kenyamanan.

Agusti SH MH, Kepala UPTD Pengelolaan Sarana Objek Wisata Kota Palembang, mengatakan, Monpera saat ini terus dibenahi dan dipercantik sesuai agenda utama Pemkot Palembag. "Monpera sekarang memiliki tinggi 17 meter, dengan 8 lantai, dan mempunyai 45 bidang dan sisi. Sesuai dengan tanggal kemerdekaan Indonesia 17 bulan 8 tahun 45," ujar Agusti.

Berdasarkan data yang ada, tercatat rata-rata tingkat kunjungan pelancong masih relatif sepi, yakni berkisar 15 orang per hari. Paling ramai saat hari libur dan saat perayaan HUT Kemerdekaan RI, 17 Aguustus. Sementara saat libur Lebaran masih sepi karena lebih memilih mudik. "Paling banyak mengunjungi Monpera adalah siswa-siswa sekolah," ujar Agusti.

Monpera berdiri kokoh di pinggir Jalam Merdeka. Ciri khasnya adalah cagak (tiang) beton yang kokoh bertautan di bagian samping kiri dan kanannya. Monpera kini sudah dilengkapi kamera CCTV dan dimonitor di lantai satu. Namun, meski sudah terpasang kamera CCTV masih saja ada kejadian, lampu di dalam lantai Monpera yang hilang diduga dicuri.

Saat kunjungan Koran Ini, Monpera sangat sepi dikunjungi. "Tingkat keamanan Monpera sudah jauh lebih baik dengan pemasangan kamera, selain tu kita pasang AC agar pengunjung nyaman dan tidak kepanasan," kelasnya.

Tiket masunk untuk siswa sekolah Rp 1.000, bagi mahasiswa Rp 2.000, umum Rp 5.000 dan turis asing Rp 20.000 sesuai Perda Kota Palembang No 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Pemakaian aset Daerah.

Sumatera Ekspres menelusuri delapan lantai. Hingga kini di monumen yang disebut juga palagan Palembang itu, hanya terdapat sekitar 30-an koleksi. Hampir semua lantai memiliki koleksi foto dan lukisan perjuangan kemerdekaan.

Lantai pertama atau lantai dasar terdapat ruang pnitipan barang dengan monitor CCTV disertai foto masa perjuangan. Terdapat pula buku-buku sejarah dan perjuangan yang bsa dibaca pengunjung.

Pada lantai dua terdapat foto-foto pahlawan, lukisan perjuangan, pucuk senjata dan mata uang dari tahun 1945 sampai dengan sekarang. Lantai tiga terdapat patung setengah badan pahlawan Palembang yakni dr AK gani, drg M Isa, Residen Abdul Rozak, pakaian subkos dan foto pahlawan.

Lantai empat terdapat ranjau hingga alat pelontar bom yang kerab dipakai pejuang tempo dulu. Lantai lima replika patung setengah badan pahlawan Palembang yakni Mayjen TNI H Bambang Utoyo, Brigjen TNI H Hasan Kasim dan Kolonel H Barlian.

Lantai enam terdapat lukisan perjuangan kemerdekaan. Lantai tujuh gudang yang berisi buku sejarah dan perjuangan. Sedangkan lantai delapan juga terdapat foto dan lukisan para pahlawan. Para pengunjung juga bisa naik ke atap Monpera dan bisa melhat dari atas keadaan Kota Palembang terutama Jembatan Ampera. "Nah, kalau sudah di atap Monpera, siswa dan pngunjung suka foto-foto," tutupnya. (roz/nni/ce1)

Ikon Baru Palembang



Sebagai salah satu perwajahan Kota Palembang, selama ini Monpera terkesan tidak dianggap. Selain itu sepi kunjungan, juga kurang menarik untuk dikunjungi. Hal itu yang mendorong Pemkot Palembang melakukan revitalisasi. Konsep ke depan Monpera jadi kawasan dan taman terbuka untuk publik.

Kepala Dinas Tata Kota, Isnaini Madani, mengakui belum optimalnya fungsi dan keberadaan Monpera. Padahal, secara lokasi sangat strategis karena terletak di pusat kota. "Saat ini, terus dikerjakan perbaikan Monpera. Monpera akan menjadi taman dan kawasan terbuka untuk publik," bebernya.

Selain pagar, objek revitalisasi lainnya seperti penghijauan di seluruh area dan keliling Monpera. "Akan disediakan tempat foto-foto dengan view langsung ikon Palembang dan Ampera," tuturnya. Untuk menarik minat masyarakat agar berkunjung ke museum, akan dibangun lift, namun di lantai lima. Masyarakat yang ingin naik ke rooftop (puncak Monpera) harus berjalan kaki.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang, Yanurpan mengatakan, Monpera memang harus segera direvitalisasi mengingat kondisi fisik bangunan sudah banyak tidak prima lagi. Banyak batu alam yang terkelupas. "Revitalisasi akan melibatkan Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) terkait, sesuai dengan tugas dan fungsi," cetusnya.

Misalnya, Penerangan Jalan, Pertamanan, dan Pemakaman (DPJPP) yang akan melakukan penambahan lampu, taman, dan air mancur. Kemudian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PU BM) membangun jalan dan lainnya. "Pengerjaan Monpera akan dilakukan secara bertahap," sebutnya.

Dia menambahkan, kenyamanan yang meliputi kebersihan, keindahan, dan keamanan Kota Palembang akan menjadi daya pikat investasi dan kunjungan wisata ke Palembang. "Palembang harus dibuat senyaman mungkin sehingga warga maupun pendatang merasa betah," kata Yanurpan. (yun/ce1)

Monpera-Museum SMB II Jadi Satu Kawasan



Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Palembang, Yanurpan Yany, melalui sekretaris Ahmad Zazuli mengungkapkan, Monpera terus dibenahi oleh Pemkot Palembang. Meskipun anggaran masih terbatas, pemkot berencana menjadikan Monpera sebagai destinasi tujuan wisata unggulan dan sebagai taman kota selain Kambang Iwak.

Tahap awal, Monpera sudah dibenahi dan dipercantik dengan menambah fasilitas. "Sudah dua tahun belakangan ini, Pemkot Palembang melakukan pembenahan secara bertahap, sekarang sudah lumayan bagus," ujar Zazuli.

Tahun 2014 ini, fasilitas terus ditambah seperti AC dalam ruangan Monpera agar pengunjung merasa betah dan nyaman. Selain itu, penambahan daya listrik untuk menerangi kawasan Monpera. "Sesuai perintah Wali Kota Palembang, menjadikan areal Monpera sebagai ruang publik yang terbuka untuk umum. Jadi publik bebas memasuki areal tersebut kecuali jika mau masuk monumen harus bayar tket," ucapnya.

Langkah awal yang sudah dilakukan ialah membuka pagar yang membatasi Monpera, dan mengubahnya menjadi tempat duduk untuk bersantai warga. Untuk menambah kecantikan areal Monpera, Disbudpar berkoordinasi dengan instansi dari beberapa SKPD seperti Dinas Pertamanan, Dinas Tata Kota dan lainnya.

Nah, dalam waktu dekat ini, pemkot akan menjadikan Monpera menjadi satu kawasan dengan Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMBV) II yang tepat berada di belakang Monpera. "Ke depan, Monpera dan Museum SMB II akan menjadi satu kawasan, nanti kita akan buka pagar yang memisahkan kedua bangunan tersebut. Hal ini supaya kawasan taman semakin luas bagi pelayanan publik," terangnya.

Menurut Zazuli, hal itu akan mulai terlihat pada akhir tahun 2014 dan diupayakan pada tahun 2015 sudah menjadi satu kawasan. "Ini adalah gebrakan dari Wali Kota Palembang," pungkasnya. (roz/ce1)

Sumatera Ekspres, Minggu, 10 Agustus 2014

Minggu, 03 Februari 2013

Merpati tak Ingkar Janji

Cerpen: Sheila Cavalera

Hatiku merasa sakit, ketika tahu kau hanya dipermainkan Rita. Padahal aku tahu, kau mempunyai hati yang tulus dalam mencintai. Tapi aku bisa berbuat apa kalau ternyata kau lebih memilih untuk kembali padanya

* * * * * * * * * * * * * * *


Menatap senja di Parangtritis kali ini mengingatkanku pada sosok Trada. Cowok itu ada dimana dia sekarang? Bahagiakah bersama cintanya? Suara camar terbang rendah di atas laut terdengar begitu merdu di telingaku. Tapi kadang terdengar memekakkan telinga, sama sekali tak berirama. Air laut menyentuh kakiku, terasa begitu dingin, melihat ombak bergulung yang kemudian menghempas karang. Betapa aku ingin menjadi karang itu, yang tetap kokoh berdiri walaupun diterjang ombak yang begitu kuat.

Kadang aku pun ingin menjadi ombak, yang bergulung tinggi dengan deburnya, kemudian menentang kehebatan batu karang. Ah, betapa kenangan bersama Trada pernah kulalui dipantai ini. Tepatnya empat musim yang lalu. Saat kami masih sama-sama duduk di bangku SMP. Kebersamaanku bersama Trada terjalin begitu saja, entah sejak kapan, tapi aku merasa jatuh cinta padanya, walaupun aku tahu dia bersama Rita. Kalaupun kemudian mereka terpisah itu bukanlahmurni kesalahanku. Rita telah menduakan cintamu.

Tak lama, kebersamaan kita pun terjalin indah. Kau selalu menjaga perasaanku, tak pernah sekalipun menyakiti hatiku. Aku pernah begitu berharap, kau bisa menjadi mentariku yang selalu menepati janji, dengan menampakkan sinarnya di pagi hari. Aku juga pernah menginginkan kesetiaanmu seperti burung merpati, yang bila terbang selalu kembali pada pasangannya, tapi aku tahu kau bukanlah merpatiku. Kau juga tak pernah menjadi mentari dalam kehidupanku.

Hati itu kels kita mengadakan liburan di Pantai Parangtritis yang terletak di Kota Bantul daerah Yogyakarta. Saat itu betapa aku merasa semakin jauh darimu. Dan perasaan itu benar adanya. Saat kita hanya berdua, dukapun terasa hilang. Tiba-tiba saja Rita hadir di tengh kita. Dia minta izin padaku untuk bicara empat mata denganmu. Entah mengapa, tapi aku merasakan akan jauh darimu. Dan ternyata ketakutanku itu terbukti. Beberapa saat kemudian kau datang padaku, duduk di atas pasir putih dengan badan basah kuyup.

"Maya, ada yang ingin kubicarakan padamu," katamu terbata-bata. Aku lihat matamu penuh keraguan, kau bisa melihatnya dengan jelas. Aku mencoba untuk berlapang dada, bahkan aku sudah siap dengan semua kemungkinan buruk yang akan kau katakan.

"Rita membutuhkanku," ucapmu akhirnya. Debur ombak saat itu kembali bergulung lebih hebat di mataku. Bahkan menerpa tubuh kita, aku sendiri seperti kehilangan kekuatan saat ombak itu datang dan reflek kau menahan tubuhku.

"Maya, bicaralah sesuatu, sepatah kata saja agar aku tak perlu merasa bersalah." Aku masih diam. Banyak kata yang tersimpan di hatiku, tapi aku tak sanggup untuk mengucapkannya. Bibirku terasa keluh, sangat keluh hingga tak satu pun kata yang mampu keluar dari bibirku.

"Aku minta maaf Maya, mungkin kau menganggap aku hanya menjadikanmu sebagai pelarian." Kutatap wajah Trada. Ada bias penyesalan di sana.

"Aku tak pernah keberatan walaupun kau hanya menjadikanku sebagai pelarian atas luka hati yang kau alami," ucapku datar, dn kata-kata itu merupakan sebuah kesungguhan dari hatiku, karena aku memang tak pernah merasa keberatan untuk kau jadikan pelabuhan sementara bagimu.

"Tidak Maya, sungguh aku tidak bermaksud untuk menjadikanmu sebagai pelarian. Kau baik, penuh ketulusan dalam mencintai. Andai Rita tak lebih membutuhkanku, aku pasti akan tetap memilih untuk bersamamu." Aku tak pernah tahu apakah ucapanmu itu hanya untuk menghiburku atas rasa kecewa yang menderaku, tapi aku tak pernah ambil peduli. Aku tahu betul siapa Rita, bagaimana sifatnya.

Setelah dia meninggalkanmu demi cowok lain, dia membuatmu terhempas dalam luka yang begitu dalam. Tapi setelah tahu cowok itu ternyata tak lebih baik darimu, dia menyesal dan memilih untuk kembali kepadamu. Itukah Rita yang kau bilang lebih membutuhkanmu? Bagiku aku lebih pantas menyebutnya cewek tak tahu diri yang menari di atas luka dan penderitaan orang lain. Apakah karena rasa cemburu? Tentu saja! Karena cowok baik sepertimu bisa dicampakkan untuk kemudian diraih kembali. Hatiku merasa sakit, ketika tahu kau hanya dipermainkan oleh Rita. Padahal aku tahu, kau mempunyai hati yang tulus dalam mencintai. Tapi aku bisa berbuat apa kalau ternyata kau lebih memilih untuk kembali kepadanya.

"Andai aku bisa menghadirkan sosok Trada yang lain untuk Rita, agar aku tak harus melukaimu, tapi kita tahu takkan prnah sanggup untuk melakukan itu," ucapmu getir.

"Aku tahu, aku cukup bahagia hanya mengenal satu Trada. Kau takkan menjadi dua." Aku mencooba tegar di depanmu, walau saat itu isi hatiku berantakan bagai kapal pecah. Aku seolah menghilang dalam pekatnya malam tanpa bintang, bahkan merasa begitu hampa dan kosong.

Dan hari-hari kemudian, hatiku semakin pedih kembali melihat kebersamaanmu bersama Rita. Semua orang seakan menatapku iba padaku. Apakah aku pantas dikasihani karena kehilangan hari-hari bersamamu? Walau ada rasa sesak di dadaku, tapi aku ikut bahagia, kalau kau bahagia. Ternyata cintamu memang untuk Rita. Dan aku tak bisa mengubah hatiku. Andai aku bisa mengubah hatimu sesuka hatiku, maka aku akan mengubahnya agar hati itu berpindah padaku, agar cintamu berlabuh padaku. Apakah itu yang dinamakan sebuah harapan? Harapan yang kubangun dengan serpihan-serpihan luka untuk dijadikan fondasi yang kuat, agar bila sudah bertahta tak akan pernah bisa dirobohkan oleh badai ataupun ombak yang dahsyat.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *


Sore ini aku kembali duduk di sini, di Pantai Parangtritis, memandang jauh kelautan, mengharapkan ada titik cerah tentang arti cinta yang kuharapkan darimu. Tapi semua rasanya percuma, karena yang kulihat hanya gulungan ombak laut biru yang mengikuti arah angin. Dingin terasa menusuk tulangku. Kurapatkan jaket yang menyelimuti tubuhku agar bisa menahan dingin itu, dingin yang sama yang kurasakan saat dulu bersamamu.

"Maya, ayo kita pulang!" teriak Reni memecahkan lamunanku. Saat aku menoleh aku melihat sahabat-sahabatku, teman satu kampus, sudah siap dengan baju yang rapi. Padahal sebelumnya mereka basah kuyup karena bermain dengan asinnya air laut. Kalau bukan karena bujukkan mereka untuk ikut dalam perjalanan rekreasi ini, aku tak pernah punya keinginan untuk kembali kemari. Karena kembali ke tempat ini hanya mengingatkanku pada kenangan atas dirimu. Sekeras apapun aku aku mencoba mengubur semua kenangan denganmu, tapi rendevous itu justru semakin terpatri dalam hati dan pikiranku, betapa aku tak pernah bisa melepaskannya dari ikatan benang hatiku.

Sebelum beranjak pergi aku kembali menatap batu karang yang berdiri kokoh di lepas pantai. Trada... kau pernah berkata ketegaranku dalam menghadapi masalah, seperti kokohnya batu karang itu. Andai saat ini kau ada di sini dan melihatkeadaanku, betappa aku tak pernah bisa menjadi batu karang yang tetap kokoh berdiri menahan deburan ombak, bagainamapun kerasnya. Ternyata hatiku rapuh, bahkan terlalu rapuh hingga tak mampu lagi berdiri dengan kemampuanku sendiri, aku menyadari betapa ternyata aku mudah sekali menjadi sosok yang begitu lemah.

Sekarang kembali aku berda di tempat ini, menikmati turunnya senja. Mentari yang hanya tinggal sepenggal sinar saja hingga temaramnya di ufuk barat. Tapi cintaku padamu tak akan pernah temaram seperti mentari itu. Aku ingin selalu menjadi mentari yang terus bersinar menerangi dunia, aku tetap setia pada cintaku, aku tetap akan menjadi merpati yang tak pernah ingkar janji.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *


Keempat sahabtku tertidur pulas di jok belakang. Aku tersenyum menatap wajah-wajah kelelahan mereka. Perjalanan kembali ke Semarang cukup memakan waktu yang lama. Didik satu-satunya cowok yang ikut dalam rombongan kami, sengaja untuk dijadikan sopir pribadi oleh sahabat-sahabatku. Aku menatap pantai Parangtritis lewat kaca jendala mobil.

"Kau sepertinya punya ketenangan akan tempat ini," ucap Didik mengagetkanku. Aku hanya terdiam, menatapnya tanpa berkedip. Didik pun melakukan hal yang sama. Tatapan matanya begitu menghujam tepat di manik mataku, hatiku mau tak mau merasakan sebuah debaran halus. Apakah debaran itu yang sama seperti yang kurasakan saat bersama Trada? Entahlah aku menggelengkan kepalaku perlahan.

"Kau belum menjawab pertanyaanku Maya?" tembak Didik membuat kepalaku teertunduk, tanya itu perlukah kujawab, akankah melukai hatinya? Ya.... aku memang punya kenangan dengan tempat ini, pada Trada, pada cintaku hingga aku belum mampu menerima cinta yang lain termasuk cintamu Dik.... batinku pedih. Biarlah waktu yang nanti akan menjawab semua pertanyaan yang Didik lontarkan padaku. Biarlah waktu yang akan menghapus kenangan pedihku bersama sosok seorang Trada. (*)

Senin, 22 Oktober 2012

Hal-hal Yang Tidak Disukai Bung Karno Dari Para Pemuda


Bung Karno itu Presiden yang peduli banget dengan generasi muda

Proklamator sekaligus Presiden pertama kita, Ir. Soekarno merupakan sosok kharismatik yang berpembawaan teguh. Dan ia juga sangat mengerti dunia anak muda.

Gaya anak gaul di Indonesia berubah-ubah. Masa kini adalah gaya anak gaul yang terkenal dengan sebutan “alay”. Nah, pada era Bung Karno berkuasa yaitu tahun 1960an, adalah era anak gaul flowers generations. Presiden Soekarno membenci anak gaul kala itu. Dan itu bukannya tanpa alasan.

Saat masa Demokrasi Terpimpin, Soekarno menentang semua hal-hal yang berbau Barat, sebab barat dianggap imperialias dan kolonialis. Karenanya Bung Karno tak menyukai gaya anak muda yang kebarat-baratam. Soekarno ingin pemuda Indonesia berkarakter kuat dan mempunyai jiwa revolusioner yang tinggi. “Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia,” katanya waktu itu.

Berikut ini sedikit dari banyak hal-hal yang tak disukai Soekarno dari para anak gaul tahun 1960an.

1. Musik ngak ngik ngok
Tahun 1960an demam The Beatles mewabah di seluruh dunia. Indonesia juga tak luput. Tapi buat Soekarno, The Beatles dianggap hanya meninabobokan pemuda Indonesia lewat syair-syair lagunya yang dianggap hanya berisi cinta dan gaya hidup hippies. “Musik ngak ngik ngok”, katanya.

Maka ia bertindak keras. Jika ada artis ketahuan memainkan musik ngak ngik ngok akan diminta turun panggung. Piringan hitam lagu-lagu Barat sulit masuk Indonesia. Saat itu orang-orang komunis juga ikut membakar piringan hitam The Beatles. Ketahuan memainkan lagu Beatles, diancam dengan pasal subversif. Maka banyak pemain band lokal yang sempat ditahan. Koes bersaudara salah satunya. Yang menjadi latar belakang ini adalah hal politis, saat itu Indonesia sedang berseteru dengan Inggris yang membentuk negara federasi Malaysia. Tentu saja Soekarno benci pada The Beatles yang berasal dari Liverpol, Inggris.

2. Celana ketat
Masih berhubungan dengan The Beatles. Kala itu bukan hanya lagu The Beatles yang mewabah ke seluruh dunia tapi cara mereka berpenampilan termasuk celana ketat dan sepatu hak tinggi. Presiden Soekarno tidak suka hal-hal yang kebaratan begitu. Baginya di Indonesia tidak ada tempat untuk hal berbau barat. Maka ia memerintahkan polisi untuk merazia anak muda (gaul) yang mengenakan celana ketat. Caranya mudah saja. para polisi membawa botol kecap, jika ternyata botol itu tidak bisa masuk ke dalam celana, maka celana dianggap celana ketat dan celana tersebut digunting sampai paha tanpa ampun. Masyarakat yang melihat akan tertawa-tawa melihat pemandangan lucu itu.

3. Rok mini
Walau dikenal menyukaiwanita cantik, tapi Bung Karno tidak suka wanita yang mengenakan rok mini di tempat umum. Sejak dulu Soekarno lebih menyukai wanita yang berpakaian sopan untuk pasangannya. Hal ini pernah diakuinya pada Fatmawati saat akan menikah. “Kukatakan padanya, aku menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan wanita yang pakai rok pendek, baju ketat dan gincu bibir yang menyilaukan,” kata Soekarno.

Tapi walau tidak suka rok mini, Soekarno tidak pernah memerintahkan polisi menggunting rok wanita seperti jika seorang remaja pria mengenakan celana pendek.

4. Film Amerika
Dia pernah menonton film berjudul Broken Arrows. Film itu menceritakan kisah percintaan antara perwira kavaleri Amerika dengan seorang gadis Indian. Akhir film ini tragis. Maka saat bertemu Eric Johnson, pemimpin perusahaan United Artist yang membuat Film itu, Soekarno mempertanyakan kisah tragis dalam film Broken Arrows.

“Kenapa gadis Indian itu harus mati di akhir cerita? Kenapa mereka tidak dijadikan sepasang merpati yang berbahagia? Apakah anda tidak mengira bahwa kami tersinggung oleh kelicikan di layar putih yang terlalu jelas itu. Perbedaan warna kulit yang anda anut membangkitkan perasaan jijik orang Asia! Sampai-sampai anda memperlihatkan kerendahan dari bangsa kulit berwarna,”kecamnya.

Jawaban Johnson menyakiti hati Soekarno. “Bisnis film adalah bisnis untuk mencari uang. Orang-orang yang berasal dari bagian Selatan akan memboikot film ini bila orang kulit putih dan gadis kulit coklat akhirnya hidup bahagia,” kata Johnson.

Maka Soekarno tahu bahkan dalam film pun ada propaganda Amerika Serikat soal perbedaan ras. Oleh karena itu ia melarang anak-anak muda Indonesia menonton film barat karena dianggap dapat merusak moral.

5. Potongan rambut "aneh"
Presiden Soekarno ingin penampilan pemuda Indonesia harus mencerminkan adat ketimuran. Dia kesal melihat anak-anak muda yang bergaya rambul ala musisi. Jika melihat pemuda mengikuti potongan rambut ala selebritis, maka Soekarno memerintahkan untuk digunting di tempat umum. Lagi-lagi polisi yang kebagian melakukan razia. Sialnya, polisi akan menggunting rambut para pemuda asal-asalan. Jika ada pemuda yang kena razia, maka masyarakat akan ramai-ramai bersorak dan menertawakan sang korban.

* * * * * * * * * * * * * * * * *
Sumber : Kompas.com
* * * * * * * * * * * * * * * * *