Minggu, 04 Maret 2012

Ratapan Roh Si Pendosa Menjelang Dikuburkan

Oleh : Bahroni bin Mastar

Bagi seorang pendosa, menjelang dikuburkan rohnya akan meratap ketika mayatnya tengah dipersiapkan untukk menuju tempat peristirahatannya yang terakhir. Semua makhluk mendengar ratapan ini, kecuali jin dan manusia.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *



Sewaktu orang-orang mulai meletakan san jasad di dekat kuburnya, maka roh itu berkata: "Demi Allah, hai golonganku dan saudara-saudaraku, aku ini mendo'akan kalian."

Pada saat jasad diletakan di dalam kuburan, si roh pun berkata: "Demi Allah, hai ahli warisku,aku tidak mengumpulkan banyak harta dunia. Dan harta yang sedikit itu aku tinggalkan untuk kalian. Maka ingatlah, kalian kepadaku dengan memperbanyak berbuat kebajikan, sebagaimana yang pernah aku ajarkan dari isi Al-Qur'an. Dan janganlah kalian lupa mendo'akan aku."

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *



KEADAAN paling menyedihkan atas diri sesosok mayat yangg ketika hidupnya banyak melakukan dosa, sesungguhnya, adalah tatkala orang-orang yang akan memandikannya berdatangan, kemudian mereka melepaskan perhiasan dan seluruh pakaian yang masih dikenakannya. Demikianlah menurut keterangan sebuah hadits Nabi SAW. Dikatakan pula, bahwa etika itulah roh si mati berkata dengan suara yang didengar oleh seluruh makhluk yang ada di sekitarnya, kecuali oleh jin dan manusia:

"Hai orang-orang yang memandikanku, aku mohon kepadamu. Demi Allah, agar kalian mencopot bajuku dengan pelan-pelan. Karena sesungguhnya, pada saat ini aku benar-benar ingin beristirahat dari kesakitan akibat tarikann malaikat maut pada waktu mencabut rohku."



Kemudian ketika air mulai diguyur di atas tubuhnya, maka, roh si mayat akan menjerit seraya berkata:

"Hai orang-orang yang memandikanku, demi Allah, kalian jangan mengalirkan air panas dan jangan pula air dingin. Ketahuilah, sesungguhnya jasadku telah terbakar akibat copotnya rohku."


Hadits tersebut juga mengisahkan, bahwa pada waktu orang-orang yang memandikan mulai menjamah tuguhnya, maka roh si mayat pun berkata:

"Demi Allah, hai orang-orang yang memandikanku, jangan kalian menjamah jasadku dengan keras. Sebab, sesungguhnya tubuhku telah terluka akibat keluarnya rohku."


Kemudian ketika tubuhnya dikafani serta diikat kedua telapak kakinya, maka kembali roh si mayat meratap:

"Demi Allah, hai orang-orang yang mengafaniku, janganlah kalian ikta kain kafan kepalaku, agar aku dapat melihat istriku, anak-anakku, san para kerabatku. Sebab, sesungguhnya sekarang ini adalah yang terakhir kalinya aku melihat mereka. Pada hari ini aku akan berpisah dengan mereka, dan tidak akan melihatnya lagi sampai hari kiamat."
Sewaktu sebagian dari keluarga dan teman-teman si mayat kembali dari tempat shalat, roh tersebut berkata pula:

"Demi Allah, hai saudara-saudarku, sesungguhnya aku mengetahui bahwa mayat itu lupa saat hidupnya. Tetapi sebelum menanam jasadku, janganlah kalian terlalu cepat melupakan aku. Hai saudara-saudaraku, sesungguhnya aku mengetahui, bahwa wajah mayat ini lebih dingin dari air yang paling dingin."


Pada saat jasad di keluarkan dari rumah untuk dimasukkan ke dalam keranda, roh itu berkata:

"Demi Allah, hai golonganku, kutinggalkan istriku dalam keadaan sebagai janda. Dan kutinggalkan pula anak-anakku dalam keadaan yatim. Maka sepatutnyalah bagi kalian semuanya, untukk tidak menykiti mereka. Sesungguhnya hari ini aku akan pergi, dan tidak pernah lagi kembali lagi kepada mereka selama-lamanya."



Ketika si jasad diletakkan di atas keranda mayat, roh itu pun berkata:

"Demai Allah, hai golonganku,kalian jangan tergesa-gesa membawaku, agar aku dapat mendengarkan suara istriku, anak-anakku, serta para kerabatku. Sesungguhnya pada hari ini, aku akan berpisah dengan mereka sampai hari kiamat."



Kemudian, tatkala keranda mayat mulai diusung menuju ke pemakaman dan orang-orang yang mengantarkan sudah mengayunkan langkahnya sebanyak tiga kali, roh itupun berkata lagi:

"Hai para kekasihku, hai saudara-saudaraku, hai anak-anakku seta para kerabatku, janganlah kalian dipermainkan oleh zaman sebagaimana zaman telah mempermainkan aku. Ambillah pelajaran dariku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan semua yang telah aku kumpulkan untuk ahli warisku, sedangkan mereka tidak menanggung sedikitpun dari kesalahanku."



Sewaktu orang-orangmulai meletakkan sang jasad di dekat kuburannya, maka roh itu berkata:

"Demi Allah, hai golonganku dan saudara-saudaraku, aku ini mendo'akan kalian."



Pada saat jasad diletakkan di dalam kuburan, si roh berkata lagi:

"Demi Allah, hai ahli warisku, aku tidak mengumpulkan banyak harta dunia. Dan harta yang sedikit itu aku tinggalkan untuk kalian. Maka ingatlah kalian kepadaku dengan memperbanyak berbuat kebajikan, sebagaimana yang prnah aku ajarkan dari isi Al-Qur'an. Dan janganlah kalian lupa mendo'akan aku."



Demikianlah ucapan-ucapan atau ratapan roh yang sangat menghiba, dari semenjak diuka bajunya hingga masuk ke liang kubur. Sudah barang tentu, perkataan tiap-tiap roh akann berbeda antara satu dengan lainnya. Itu semua tergantung kepada amalnya ketika dia hidup di dunia fana.

Pengaruh Do'a Terhadap Penderitaan Roh


Sekaitan dengan masalah penderitaan roh di dalam kubur, ada sebuah cerita menarik yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran. Cerita nyata ini ringkasannya sebagai berikut:

Dikisahkan, pada suatu hari, di dalam tidurnya Abi Qalabah bermimpi yang sangat aneh. Dia melihat sebuah kompleks pemakaman umum telah hancur berantakan dan semua penghuninya yang terdiri dari para mayat muncul ke permukaan tanah dan seterusnya mereka duduk ditepian kuburannya masing-masing.

Di antara kedua tangan mayat-mayat itu, tampak nampan atau baki yanng terbuat dari cahaya. Tetapi setelah Abi Qalabah meneiti dengan lebih cermat lagi, ternyata ada sesosok mayat yang tangannya tak terdapat nampan dari cahaya tersebut.

"Mengapa aku tak melihat nampan nur di antara kedua tanganmu?" Tanya Abi Qalabah penasaran.

"Sesungguhnya mereka itu memilki anak dan beberapa teman yang menghadiahkan kebaikan kepadanya. Dan nur itu merupakan hasil dari apa yang dihadiagkan itu. Adapun aku ini memiliki anak yang tidak shaleh, serta tidak mau mendo'akan diriku. Dia pun tidak pula berbuat kebajikan untuk ditujukan kepadaku. Karena itulah, maka aku tidak memiliki nur, dan tentu saja merasa sangat malu kepada tetangga-tetanggaku (para mayat)," jelas si mayat.

Setelah Abi Qalabah terbangun dari tidurnya, dia lalu buru-buru menemui anak yang dimaksud oleh lelaki yang ditemuinya di dalam mimpi itu. Kepada si anak itu, Abi Qalabah menceritakan mimpinya, tentang bagaimana keadaan ayahnya di alam kkubur.

"Aku menyatakan bertaubat dihadapanmu Syekh," tekad si anak setelah mendengar kisah tentang ayahnya yang mengenaskan.

Mulai saat itu, sang anak langsung menjalankan segala perintah Allah SWT, serta menjahuhi segala larangan-Nya. Tak lupa pula, hampir setiap saat dia selalu mendo'akan Ayahnya.

Waktu terus berjalan. Setelah beberapa lama, suatu hari Abi Qalabah kembali bermimpi seperti dulu. Hanya saja kali ini ada perbedaan. Sekarang dia melihat ada nur di hadapan si lelaki yang dulu mengeluhkan tentang keadaan anaknya. Bahkan nur itu jauh lebih terang ketimbang yang dimiliki teman-temannya sesama mayat.

"Semoga Allah SWT membalas kebaikanmu. Kini aku telah selamat dari rasa malu kepada para tetanggaku," kata lelaki itu kepada Abi Qalabah.

Nah, pembaca yang budiman, ternyata do'a orang yang masih hidup, apalgi do'a anak yang shaleh, memang benar-benar sangat berarti bagi si mayat di alam kuburnya. Semoga kita dapat mengambil suri tauladan dari tulisan pendek ini. Amin.

SUMBER : Misteri Edisi 452

0 komentar:

Posting Komentar