* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
DALAM kesendirian, aku berusaha untuk mulai membuka diri lagi terhadap pria. Sejak berpisah dengan Raka yang tega menduakan cinta ini, Aku pun mulai menyibukan diri dengan bekerja. Aku ingin melupakan pahitnya diduakan oleh Raka, padahal aku sudah berharap banyak dengannya.
Selama menjalin hubungan, walaupun usia ku lebih tua empat tahun dari Raka, tapi aku selalu mencoba untuk mengerti sifat Raka yang terkadang membuat aku kesal juga. Awal berkenalan, Aku sudah menyadari kalau nantinya Aku bisa makan hati karena Raka banyak dikelilingi wanita. Soalnya pekerjaan Raka dibidang entertainment membuat Raka harus selalu berurusan dengan wanita.
Keraguan itu bisa sirna karena Raka menunjukan itikad baik padaku bahwa dia ingin menjalin hubungan yang serius. Walau usia berbeda, Raka tak mempersoalkan. Raka selalu meyakinkan aku bahwa siapa saja bisa jatuh cinta, termasuk dirinya yang begitu mencintai aku. Aku sempat ragu menerima cinta Raka, tapi lama kelamaan sifat baiknya membuat aku jatuh hati. Pada akhirnya, Aku dan Raka mengikrarkan diri sebagai pasangan kekasih.
Hari-hari ku selalu di isi dengan kegembiraan saat berada di dekat Raka. Apalagi Raka tipikal pria humoris. Satu tahun berjalan, hubungan yang kami jalanin berlangsung lancar, namun menginjak tahun kedua Raka mulai menunjukan belangnya. Suka selingkuh.
Seringkali aku membaca sms (short massages service) di handphonenya. Itu cukup menyakiti hati. Ketika hal itu Aku tanyakan, Raka hanya bilang itu bercanda. Aku berusaha mempercayai Raka, tapi lama kelamaan aku mulai kesal. Di depan mata kadang Raka suka mencuri-curi pandangan melirik wanita lain.
Aku marah melihat tingkah Raka. Kadang kala, Raka malah balik marah. Mungkin secara tak langsung dia ingin putus dengan ku, dan apa yang ku pikir kan itu ternyata memang benar. Raka akhirnya mengungkapkan isi hatinya dan mengatakan sudah tidak cinta lagi dengan ku.
Dengan mudah Raka mengucapkan kata cinta dan ingin berpisah. Aku terluka, apalagi kedua orangtuaku sudah memberikan restu untuk hubungan yang kami jalin. Apa mau diperbuat, Aku tak bisa memaksakan cinta, apalagi dia sudah jelas-jelas mengatakan tidak cinta lagi dengan ku.(*)
Sumatera Ekspres, Minggu, 6 September 2009
0 komentar:
Posting Komentar