Sumatera Selatan dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena wilayah ini dalam abad ke-7 dan ke-12 Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan terkuat yang dipengaruhi sampai ke Formosa dan China di Asia serta Madagastar di Afrika.
Disamping itu Sumatera Selatan sering pula disebut daerah Batanghari Sembilan, karena di kawasan ini terdapat sembilan sungai besar yang dapat dilayari hingga jauh ke hulu, yakni:
* Sungai Musi
* Sungai Ogan
* Sungai Komering
* Sungai Lematang
* Sungai Kelingi
* Sungai Rawas
* Batanghari Leko
* Sungai Lalan, Serta puluhan cabang-cabangnya.
Iklim Sumatera Selatan beriklim tropis yang hanya dipengaruhi dua musim sepanjang tahun yakni musim hujan dan musim panas, dengan suhu udara bervariasi 24 sampai 32 derajat celcius dan tingkat kelembaban antara 73 sampai 84 persen. Musim hujan relatif jatuh pada bulan Oktober sampai April dengan curah hujan berkisar 2.100 mm sampai 3.264 mm. Musim panas atau kemarau dimulai bulan Juni sampai September setelah masa transisi bulan Mei.
Topografi kawasan timur sampai garis pantai bagian daratan didominasi rawa-rawa dan lebak yang dipengaruhi pasang surut. Tumbuhan palma dan sejenisnya serta kayu bakau merupakan vegetasi utama kawasan itu. Dibagian tengah dan makin ke barat merupakan dataran rendah dan lembah-lembah luas. Lebih jauh ke barat terdiri dari perbukitan dan pegunungan yang menjadi mata rantai Bukit Barisan yang membentang di pulau Sumatera mulai dari Aceh sampai ke Lampung.
Puncak-puncak Bukit Barisan di Sumatera Selatan diantaranya Gunung Dempo (3159 meter), Seminung (1945 meter), Patah (2107 meter) dan lain-lainnya. Di Gunung Seminung terdapat Danau Ranau yang luasnya 128 Kilometer persegi yang selain memantulkan panorama alam yang indah, juga ideal untuk olahraga air seperti ski, menyelam, renang, kano, dan lani-lain. Kawasan pegunungan dan perbukitan ini yang masih di selimuti hutan lebat sampai ke dataran rendah, umumnya pada ketinggian 900 - 1200 meter permukaan laut. Kawasan ini juga merupakan sumber mata air utama dari sungai-sungai besar di Sumatera Selatan yang sebagian besar bermuara di Selat Bangka.
Bagian darat Sumatera yang terdiri dari dataran rendah dan tinggi serta pegunungan itu, secara umum merupakan lahan yang potensial untuk tanaman perkebunan, pertanian, serta hortikultura. Dikawasan ini terdapat perkebunan karet, kopi, teh, kulit manis, kelapa sawit, tanaman padi, sayur-mayur, aneka ragam buah-buahan dengan areal yang cukup luas. Dikawasan timur terdapat dua pulau besar yang juga berstatus Kabupaten Bangka dan belitung yang masing-masing dikelilingi pulau-pulau kecil lainnya.
Dilepas pantai pulau Bangka terdapat Pulau Lepar, Pongok, Nangka, dan lain-lain, sedangkan di Belitung antara lain Pulau Seliu, Mindau, dan sebagainya. Kedua pulau ini juga memiliki dataran tinngi dengan puncaknya Gunung Maras (699 meter) dan Menumbing (445 meter) di Pulau Bangka dan Gunung Tajamlaki di Pulau Belitung. Flora dan fauna pada umumnya varitas flora dan fauna yang terdapat di Sumatera Selatan sama dengan daerah-daerah lain terutama di Sumatera.
Hutan-hutan lebat sampai padang alang-alang masih terdapat pada ketinggian 300 meter dari permukaan laut keatas, yamg tumbuh pula berbagai jenis kayu yang baik untuk bahan bangunan. Antara lain kayu merawan, onglen, kalim, meranti, merbau, dan sebagainya. Selain kayu terdapat rotan, berbagai jenis anggrek, raflesia, dan sebagainya.
Sedangkan faunanya meliputi gajah, harimau, beruang, rusa, kambing hutan, tapir, buaya, berbagai jenis parimata seperti siamang, kera, lutung, beruk, dan lain-lain. Beberapa diantaranya merupakan binatang langkah yang dilindungi. Demikian juga terdapat ratusan jenis burung dan binatang air.
Penduduk, agama dan sosiokultural Sumatera Selatan berpenduduk 7.775.800 jiwa, dengan kepadatan rata-rata 69 jiwa/km2. Penduduk asli terdiri dari beberapa suku yang masing-masing mempunyai bahasa dan dialek sendiri. Suku-suku yang ada di Sumatera Selatan antara lain:
* Suku Palemabang
* Ogan
* Komering
* Semendo
* Pasemah
* Gumay
* Lematang
* Musirawas
* Meranjat
* Kayu Agung
* Ranau
* Kisam
* Belitang, dan lain-lainnya.
Semua suku ini hidup berdampingan dan saling membaur dengan suku-suku pendatang termasuk orang-orang asing. Bahkan banyak terjadi perkawinan-perkawinan antar suku. Setiap suku memiliki adat istiadat dan tradisi sendiri yang tercermin dalam upacara perkawinan dan peristiwa-peristiwa penting suatu suku. Bahkan suku-suku di Sumatera Selatan memiliki seni dan budaya sendiri yang saling berbeda atau hampir bersamaan. Meskipun tiap kelompok etnik memiliki corak khas dalam kebudayaan dan struktur bahasa sendiri, namun tetap dalam kesatuan yang bulat yang sulit dipisahkan satu sama lain dalam lingkungan hukum adat di daerah Sumatera Selatan.
Mayoritas penduduk pemeluk agama Islam meskipun demikian, ada juga penduduk yang memeluk agama lain, seperti Kristen Protestan, Katolik, Buddha, dan Hindu. Bahkan ada juga yang memeluk aliran kepercayaan itu hidup bersama-sama, saling berdampingan, bahkan saling membaur tanpa menimbulkan suatu permasalahan. Hari-hari raya secara umum dirayakan dengan hikmat, seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha, Maulid, Isra' Mi'raj, Nuzul Qur'an, Natal, Paskah, Waisak, Tahun Baru China (Sin Cia), Nyepi, dan lain sebagainya. Serta pembangunan Masjid, Mushala, Gereja, Kapel, Kring, Wihara, Kelenteng, serta Pure, hampir terdapat di setiap pelosok.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan ibukotanya Palembang, terbagi dalam enam Kabupaten, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering ulu (OKU), Muara Enim, Lahat, Musi Rawas (Mura), Musi Banyuasin (Muba), dan tiga administratif, yaitu Kota Atministratif Pagaralam di Kabupaten Lahat, Kota Atministratif Baturaja di Kabupaten OKU, dan Kota Atministratif Lubuk Linggau di Kabupaten Mura.
Stmik-mdp.net
0 komentar:
Posting Komentar